Kamis, 04 Desember 2014

Pemerintah 'Kebut' Proyek Jembatan Soekarno di Manado

Manado -Pemerintah mulai melakukan pembangunan Jembatan Soekarno sepanjang 622 meter di Kota Manado (Sulawesi Utara) sejak 12 Oktober 2003. Hampir 11 tahun pasca groundbreaking oleh mantan presiden Megawati Soekarnoputri, jembatan ini belum juga tersambung.

Alasannya adalah putusnya Jembatan Kutai Kartanegara (Kukar) di Kalimantan Timur. Jembatan Kukar dan Soekarno dinilai memiliki desain konstruksi serupa sehingga harus dirancang ulang. Namun Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mulai menggelontorkan biaya untuk melanjutkan pembangunan Jembatan Soekarno.

Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto berjanji menyelesaikan proyek pembangunan Jembatan Soekarno pada akhir tahun ini.

"Pagi ini saya datang ke Jembatan Soekarno. Tadi dibahas, akhir tahun ini tersambung," kata Djoko di sela-sela peresmian Tol Manado-Bitung, Minggu (12/10/2
014) malam.

Walaupun Pemerintah nampaknya "Ngebut" dalam pengerjaan proyek ini , namun ada hal penting yang harus diperhatikan terkait dengan Frekuensi Getaran yang akan diterima oleh Jembatan Soekarno ketika dilewati oleh kendaraan-kendaraan yang akan melintasi jembatan tersebut.

Vibration Meter , adalah alat yang berfungsi untuk mengukur Frekuensi Getaran yang diterima oleh jembatan tersebut. Dengan menggunakan Vibration Meter , penguji dapat mengetahui berapa frekuensi dari getaran tersebut.
Dengan dilakukannya pengujian getaran menggunakan Vibration Meter , diharapkan Jembatan Soekarno yang telah dinantikan selama 11 tahun ini dapat digunakan dengan umur yang panjang , sehingga pekerjaan 'Ngebut" ini tidak menjadi sia-sia.

Di Pelabuhan Calaca Manado, terlihat peralatan konstruksi dengan logo PT Hutama Karya (Persero) telah dipasang di area jembatan. Bentangan jembatan mulai disambung.

"Ini baru mulai disambung," kata seorang warga di dekat jembatan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar