Senin, 25 Mei 2015

Senin, Mei 25, 2015

Ternyata Indonesia Pesan Alat Uji Tes Halal dari Perancis



Berhubungan dengan artikel sebelumnya yaitu Pengusaha Prancis luncurkan alat uji kandungan babi
Ternyata Indonesia juga telah memesan alat uji tes halal tersebut. Mari kita simak pembahasannya dibawah berikut ini :


Sebuah perusahaan Perancis membuat perangkat yang memungkinkan orang untuk mengetahui dalam beberapa menit apakah suatu makanan berisi daging babi atau tidak.


Capital Biotech, perusahaan pembuat alat tes tersebut, telah menerima pesanan dari Turki dan Indonesia untuk menciptakan alat uji tes halal dalam waktu kurang dari 10 menit. "Hanya dalam dua pekan, perusahaan telah mendapatkan order hampir USD135.000, suatu kejutan," kata pendiri Capital Biotech, Jean Francois Julien .


Capital Biotech mengakui bahwa perangkat tes sekali pakai itu bukan merupakan tes halal yang 'lengkap', yang bisa memberikan informasi tentang bagaimana hewan itu disembelih.


"Alat uji ini membantu anda untuk menghilangkan satu keraguan, misalnya ketika anda makan diluar saat liburan atau ketika sebuah produk baru mendapat label halal," kata Julien.


Perangkat yang dibanderol seharga USD11,16 ini bentuknya seperti strip kertas test pack. Untuk menggunakannya, makanan yang akan diuji dicampur dengan air panas, kemudian strip dimasukkan dalam campuran. Tes membutuhkan waktu kurang dari 10 menit .


Di tahun 2011, lima juta warga muslim Perancis (populasi terbesar di Eropa) dihebohkan dengan skandal sosis halal yang ternyata mengandung daging babi.

Kamis, 21 Mei 2015

Kamis, Mei 21, 2015

Pengusaha Prancis luncurkan alat uji kandungan babi



Dua pengusaha Prancis meluncurkan alat portabel untuk menguji kandungan babi dalam makanan bagi Muslim yang mematuhi hukum Islam tentang konsumsi makanan itu.

Dengan sekitar lima juta warga muslim atau sekitar delapan persen dari seluruh populasi Prancis, alat uji seukuran tes kehamilan itu ditujukan untuk membantu konsumen mendeteksi jejak babi bukan hanya pada makanan, namun juga pada kosmetik atau obat.

Perangkat itu disertai tabung uji kecil tempat mencampur sampel makanan dengan air hangat. Setrip uji kemudian dimasukkan ke dalam air bercampur sampel makanan dan setelah beberapa menit akan terlihat hasilnya: satu garis artinya tidak ada jejak daging babi; dua garis artinya ada kandungan babi.

Orang Prancis, Jean-Francois Julien, dan Abderrahmane Chaoui yang lahir di Aljazair mendapat ide itu di universitas dua tahun lalu di tengah skandal kesalahan pelabelan makanan beku mengandung daging kuda alih-alih sapi.

Julien sudah mengembangkan alat uji itu untuk orang yang tidak toleran dengan makanan atau punya masalah alergi serius.

"Abderrahmane bilang ke saya 'kau tahu, alergi makanan dan intoleransi makanan adalah wacana menarik tapi kau harus benar-benar mendiversifikasi dirimu dalam protein hewani'," kata Julien.

"Itu ketika kami mendapat ide mengembangkan antibodi khusus untuk DNA porcine," katanya seperti dilansir kantor berita Reuters.

Perusahaan mereka, Capital Biotech, berpendapat tidak ada alat uji lain yang memungkinkan pengguna akhir menganalisis kandungan produk makanan semudah dan semurah alat mereka.

Alat uji bernama HalalTest itu harganya 6,90 euro per unit dan 99 percen akurat. HalalTest akan segera tersedia untuk pembelian daring.

Meskipun namanya HalalTest, Capital Biotech mengatakan tidak ada alat uji yang bisa memberitahu apakah suatu hidangan daging halal karena selain mengharamkan konsumsi daging babi, Islam juga mewajibkan penerapan tata cara penyembelihan hewan.

Kendati demikian Capital Biotech menyatakan sudah menerima pesanan awal 10.000 perangkat alat uji dalam 24 jam peluncuran pada Rabu (22/10).

Muslim Prancis menyambut produk itu. "Dengan alat ini kita bisa mengetahui ada kandungan babi atau tidak di dalamnya," kata pekerja supermarket halal Hal'City, Mohamed Hatmi.

Julien dan Abderrahmane, yang juga meluncurkan alat uji alkohol, telah mengembangkan beberapa alat uji lain yang mereka yakini bisa menarik jutaan penderita intoleransi makanan.

Alat uji yang pertama akan mendeteksi protein susu sapi, sementara yang lain akan melacak gluten dalam makanan untuk orang yang tidak toleran pada gluten atau mereka yang menderita penyakit perut, kata salah satu pendiri Capital Biotech, Thomas Nenninger.

Selasa, 19 Mei 2015

Selasa, Mei 19, 2015

Dewan Transportasi Jakarta Minta Ahok Perbaiki 8 Alat Uji Kir yang Rusak



Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTJK) meninjau lokasi uji kir di Ujung Menteng, Cakung, Jakarta Timur. Berdasarkan data yang diperolehnya dari 15 alat uji, 8 diantaranya tak dapat digunakan.


"Untuk jangka panjang kita meminta Pemprov DKI bisa menambah lajur pengujian untuk se-DKI Jakarta menjadi 22. Karena berdasarkan data kami dari 15 alat uji, hanya ada 7 yang bisa digunakan sedangkan sisanya tidak dapat digunakan karena rusak," ujar Ketua DTKJ, Edi Nursalam di lokasi pengujian kir, Selasa. Edi mengatakan tiap harinya terdapat 1.600 kendaraan yang perlu dilakukan uji kelayakan operasi. Kebutuhan itu tidak akan cukup jika melihat kondisi saat ini.



"Sekarang idealnya ada satu lajur itu hanya bisa melayani 70 kendaraan, kalau hanya ada 7 alat artinya 490 kendaraan per hari. Sementara tiap harinya ada 1.600 kendaraan yang perlu diuji ini tidak sampai 30%," ujarnya Edi menyayangkan sikap Pemprov yang tidak dapat merawat peralatan uji kir. Alhasil kondisi itu membuat peralatan itu menjadi kelebihan kapasitas.



"Mau tak mau kendaraan uji di Kedaung Angke lari ke Ujung Menteng, Pulogadung dan Cilincing. Sementara disini saja hanya terdapat tiga lajur dengan idealnya 210 kendaraan yang dapat diuji, harus dimaksimalkan menjadi 600 kendaraan, jika seluruh alat uji diperbaiki tidak akan ada antrian seperti ini," kata Edi. "Minimal ada 22 lajur uji kir, dengan begitu masalahan calo juga tidak akan muncul. Kalau bisa setiap terminal seperti Kp Rambutan, Pulogadung diadakan juga lajur khusus pengujian," tutupnya.