Proyek kereta api Bandara Soekarno-Hatta yang kini sedang memasuki tahap pendirian tiang pancang berdampak bagi arus lalu lintas di kawasan itu. Otoritas bandara pun bekerja sama dengan kepolisian untuk mengalihkan arus lintas di jalur utama di sekitar bandara.
"PT Angkasa Pura II dan Kepolisian Resor Kota Bandara Soekarno-Hatta telah berkoordinasi untuk melakukan rekayasa lalu lintas," kata Manajer Humas dan Protokoler Kantor Cabang Utama Bandara Soekarno-Hatta Yudis Tiawan, Senin, 24 November 2014.
Dari Jalan P2, pengendara lalu turun di jembatan lingkar sebelah Purantara untuk mengakses Jalan C4. Pengguna jalan dari arah Jakarta atau Rawa Bokor yang hendak menuju arah perkantoran (Pintu M1) bisa langsung mengakses Jalan P2, kemudian turun di jembatan lingkar sebelah Purantara dan masuk ke Jalan C4 (belok kanan).
Sedangkan Jalan C4 yang semula digunakan untuk akses kendaraan dari arah barat ke timur telah diubah menjadi sebaliknya. Tujuannya, menghindari pertemuan kendaran yang turun dari jembatan lingkar Purantara.
Sementara itu, kendaraan dari arah perkantoran (Pintu M1) yang akan menuju ke Bundaran Prasasti (Kargo) atau akses ke Jakarta diarahkan ke Jalan C3 (bertukar tempat dengan Jalan C4). Kendaraan diminta berputar melalui jembatan lingkar setelah ACS, lalu melewati Jalan P2.
Seperti yang kita ketahui kereta pada umumnya harus mempunyai kemampuan dan ketahanan yang optimal dan telah lulus pengujian. Komponen yang diuji antara lain bahan baku mesinnya. Bahan baku pilihan yang dipakai dalam rancangan kereta cepat tersebut telah diuji oleh UTM atau UniversalTestingMachine.
UTM bekerja menguji ketahanan bahan baku mesinnya dengan cara ditarik dan ditekan sampai pada batas maksimal.Sehingga mesin yang digunakan tidak akan terbakar ketika sudah panas dikarrena. Maka setelah lulus uji oleh UTM maka kereta Bandara ini siap untuk beroperasi di Bandara yang sangat penting untuk Kelancaran moda transportasi yang menggunakan pesawat terbang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar