Sebuah
truk pengangkut semen terperosok ketika melintasi jembatan di Jalan Lagoa Sinar, Koja, Jakarta
Utara yang ambles, Selasa
(4/11) siang. Meski baru dibangun 2 minggu lalu, jembatan ini tidak mampu
menahan beban kendati muatan truk tidak terlalu berat.
Setelah
berusaha sekian lama oleh para warga sekitar, truk baru bisa dievakuasi setelah
seluruh muatannya dipindahkan ke kendaraan lain.
Warga
menuding pembangunan jembatan oleh pemborong yang dikontrak Sudin PU dan Tata
Air Jakarta Utara ini dilakukan secara asal-asalan.
Polsek
Metro Koja akan menyelidiki penyebab amblesnya jembatan ini dengan memeriksa
pihak pemborong. Tim identifikasi juga diturunkan untuk memeriksa spesifikasi
material jembatan.
Hari
Minggu 2 November lalu proyek pengerukan saluran air yang dikerjakan Sudin PU
dan Tata Air Jakarta Utara juga menyebabkan pagar di SMA Negeri 13 ambruk.
2 Hari
sebelumnya, Jumat 31 Oktober proyek pembangunan jembatan antar gedung di kawasan Taman Ismail
Marzuki (TIM), Menteng, Jakarta Pusat juga ambruk saat dilakukan
pengecoran. 4 Orang tewas dan 5 lainnya menderita luka-luka dalam insiden ini.
Bisa dibilang jembatan
tersebut di buat secara asal-asalan tanpa adanya pengujian yang sangat wajib
dilakukan untuk pembuatan jembatan seperti ini. Jika belum melewati tahap
pengujian, alhasil terjadilah masalah yang terjadi adalah jembatan yang amblas
seperti ini.
Tahap Pengujian Jembatan ini dari mulai
kontruksi sampai ketahanannya. Dalam hal ini pengujian seperti material beton
dan baja dapat dilakukan dengan concrete
testing gauge. Concrete
= beton dan Gauge = pengukuran atau alat uji maka concrete
testing gauge adalah
alat uji untuk mengukur beton, baik kekuatan, keretakan, maupun lokasi material
di dalam beton.
Dengan adanya pengujian seperti ini tidak
hanya jembatan di kawasan koja saja. Bahkan jembatan-jembatan di indonesia pun
jikalau sudah melewati tahap pengujian tidak akan mengalami masalah. Kecuali jika
rusaknya jembatan tersebut disebabkan oleh Alam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar