PT Mass Rapid Transit Jakarta akan membongkar halte
Transjakarta Al-Azhar pada 12 Oktober mendatang. Direktur PT MRT Jakarta Dono
Boestami mengatakan titik tersebut nantinya digunakan untuk membangun stasiun
layang.
"Untuk dibangun stasiun layang Sisingamangaraja," kata Dono ketika dihubungi pada Ahad, 5 Oktober 2014. Titik ini merupakan jalur elevated terakhir karena memasuki kawasan Senayan. Pemberhentian kereta tersebut akan dibangun di bawah tanah.
Dono menuturkan saat ini pekerjaan konstruksi layang sudah dimulai dengan pembangunan depo MRT di Lebak Bulus. Meski Stadion Lebak Bulus belum bisa dibongkar, ujar Dono, proses pembangunan tidak terhambat.
Menurut dia, untuk jalur layang PT MRT berfokus pada titik di kawasan Blok M dan Sisingamangaraja terlebih dahulu. Alasannya, agar beban kepadatan arus lalu lintas tidak terlalu menumpuk.
Pantauan Tempo, PT MRT sudah membangun halte pengganti yang ditempatkan di kanan-kiri sepanjang Jalan Sisingamangaraja persis di dekat pemberhentian yang lama. Namun bus-bus Transjakarta belum berhenti di sana karena masih dalam tahap pemasangan instalasi pendukung.
Di jalur tengah Jalan Sisingamangaraja juga sudah dipasang pembatas proyek kereta cepat jurusan Lebak Bulus-Kampung Bandan tersebut. Jadi, dari yang tadinya tiga jalur, hanya tersisa dua jalur saja. Lajur khusus Transjakarta juga hilang.
"Untuk dibangun stasiun layang Sisingamangaraja," kata Dono ketika dihubungi pada Ahad, 5 Oktober 2014. Titik ini merupakan jalur elevated terakhir karena memasuki kawasan Senayan. Pemberhentian kereta tersebut akan dibangun di bawah tanah.
Dono menuturkan saat ini pekerjaan konstruksi layang sudah dimulai dengan pembangunan depo MRT di Lebak Bulus. Meski Stadion Lebak Bulus belum bisa dibongkar, ujar Dono, proses pembangunan tidak terhambat.
Menurut dia, untuk jalur layang PT MRT berfokus pada titik di kawasan Blok M dan Sisingamangaraja terlebih dahulu. Alasannya, agar beban kepadatan arus lalu lintas tidak terlalu menumpuk.
Pantauan Tempo, PT MRT sudah membangun halte pengganti yang ditempatkan di kanan-kiri sepanjang Jalan Sisingamangaraja persis di dekat pemberhentian yang lama. Namun bus-bus Transjakarta belum berhenti di sana karena masih dalam tahap pemasangan instalasi pendukung.
Di jalur tengah Jalan Sisingamangaraja juga sudah dipasang pembatas proyek kereta cepat jurusan Lebak Bulus-Kampung Bandan tersebut. Jadi, dari yang tadinya tiga jalur, hanya tersisa dua jalur saja. Lajur khusus Transjakarta juga hilang.
Salah satu stasiun MRT pertama di jakarta ini juga wajib
diuji terlebih dahulu dari mulai kontruksi sampai ketahanannya. Dalam hal ini
pengujian seperti material beton dan baja dapat dilakukan dengan concrete testing gauge. Concrete
= beton dan Gauge = pengukuran atau alat uji maka concrete testing gauge adalah alat uji untuk mengukur beton, baik
kekuatan, keretakan, maupun lokasi material di dalam beton.
Uji getar pun dibutuhkan dalam pengujian struktur Stasiun
MRT tersebut. Pengujian getaran tersebut dapat dilakukan dengan vibration meter untuk
mengetahui nilai getaran serta untuk menghindari kesalahan – kesalahan dalam
pengujian struktur jembatan.
Tentunya pengujian beton dan pengujian getaran seperti ini
sangat diperlukan agar ketahanan dari Stasiun MRT tersebut tahan lama dan tidak
mudah roboh ketika banyak penumpang yang ingin menggunakan MRT yang menjadi
piliha tansportasinya. Karena pembangunan jembatan ini sangat diperlukan
untuk mengurangi kemacetan sehingga dapat mengurangi polusi udara yang di
sebabkan oleh kendaraan pribadi secara bertahap.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar