Senin, 22 Desember 2014

Kereta Bandara Soetta Pakai Mesin Kanada Rakitan Madiun Yang Di uji dengan UTM akan Beroperasi di 2016

Kereta-kereta ini akan digunakan untuk sarana kereta rel listrik (KRL) Bandara Soekarno-Hatta (Soetta). Jadi kereta ini akan menggunakan mesin dari Bombardier asal Kanada, yang akan dirakit INKA pada pabriknya di Madiun.

"Kita menandatangani kontrak pengadaan 10 kereta dengan INKA dan Bombardier," ungkap M N Fadhila, Direktur Utama Rainlink, dalam sambutannya saat penandatanganan pembelian kereta di Gedung Jakarta Railway Center (JRC), Jakarta, Jumat (12/12/2014)

Fadhila menuturkan, 1 rangkaian kereta akan terdiri dari 6 gerbong, berkapasitas 272 tempat duduk. Sehingga mampu memenuhi kebutuhan masyarakat menuju bandara.

"Ini adalah alternatif dari transportasi yang ada sekarang menuju bandara," sebutnya.

Targetnya, saat operasional nanti bisa menampung 35 ribu penumpang setiap hari. Namun, angka tersebut tidak mencapai setengah dari total penumpang di bandara yang sebesar 160 ribu per hari.

Kereta bandara ini harus mempunyai kemampuan dan ketahanan yang optimal dan telah lulus pengujian. Komponen yang diuji antara lain bahan baku mesinnya. Bahan baku pilihan yang dipakai dalam rancangan kereta cepat tersebut telah diuji oleh UTM atau Universal Testing Machine.

UTM bekerja menguji ketahanan bahan baku mesinnya dengan cara ditarik dan ditekan sampai pada batas maksimal.Sehingga mesin yang digunakan tidak akan terbakar ketika sudah panas seperti pada kasus Busway yang sering terbakar. Maka setelah lulus uji oleh UTM maka kereta cepat ini siap untuk beroperasi di Indonesia.

"Misalnya 10% saja dari total penumpang, maka akan sebesar 16 ribu orang. Kita siapkan dua kalinya 35 ribu per hari," jelasnya.

Operasi layanan KA Bandara akan dimulai pada pertengahan 2016. Rutenya dari stasiun Manggarai-Stasiun Sudirman Baru-Stasiun Duri-Stasiun Batu Ceper, dan Stasiun KA Bandara Soekarno-Hatta.

"Kalau hari ini ke Bandara bisa 2,5 jam, sekarang dengan kereta itu bisa 50-60 menit," tukasnya.
akarta -PT Railink yang merupakan anak usaha PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan PT Angkasa Pura (AP) II, menandatangani kontrak pengadaan 10 rangkaian kereta (trainset) dengan pihak konsorsium Bombardier-PT INKA (Persero).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar